Media sosial bisa memicu kecemasan lewat perbandingan. Batasi waktu, kurasi konten, dan cek kondisi emosi lewat tes kesehatan mental online agar cepat ambil langkah yang tepat.
Coba jujur, berapa kali kamu buka media sosial dalam sehari? Entah buat scroll TikTok, lihat Instagram, atau baca cuitan di X. Kadang cuma niat lima menit, tapi ujung-ujungnya bisa sejam sendiri. Dan anehnya, setelah itu bukannya makin santai, malah muncul perasaan nggak tenang — entah iri, minder, atau cemas karena ngerasa hidup orang lain lebih baik. Fenomena ini sekarang mulai banyak dibahas para ahli, karena ternyata, media sosial bisa jadi pemicu kecemasan yang cukup serius.
Menurut survei dari American Psychological Association tahun 2024, lebih dari 70% anak muda berusia 18–25 tahun mengaku merasa cemas, stres, atau tidak cukup baik setelah menghabiskan waktu lama di media sosial. Di Indonesia pun trennya nggak jauh beda. Data dari We Are Social menunjukkan bahwa pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan rata-rata 3 jam 6 menit per hari hanya untuk scroll berbagai platform. Bayangin aja dampaknya kalau selama itu kita terus-terusan membandingkan hidup sendiri dengan orang lain.
Dari Hiburan Jadi Tekanan
Awalnya, media sosial diciptakan buat hiburan dan komunikasi. Tapi seiring waktu, platform ini berubah jadi tempat pamer pencapaian. Orang upload liburan, kesuksesan, atau kehidupan ideal yang kadang cuma potongan kecil dari kenyataan. Sementara yang nonton, sering lupa kalau itu bukan gambaran penuh.
Nggak heran kalau banyak yang akhirnya ngerasa “kurang”. Kurang cantik, kurang sukses, kurang bahagia. Lama-lama, perasaan itu bisa menumpuk dan memicu gangguan seperti anxiety, overthinking, bahkan gejala depresi ringan. Istilahnya sekarang disebut “comparison fatigue” — kelelahan karena terus membandingkan diri dengan standar yang nggak realistis.
Fenomena ini makin sering muncul di kalangan pelajar dan mahasiswa. Banyak yang jadi sulit fokus belajar karena pikiran mereka dipenuhi rasa cemas tentang bagaimana orang lain terlihat lebih bahagia atau produktif. Padahal, kenyataannya, banyak konten di media sosial yang sudah disunting supaya terlihat sempurna.
Tanda-Tanda Kesehatan Mental Mulai Terganggu
Kecemasan akibat media sosial nggak selalu kelihatan dari luar. Kadang muncul dalam bentuk kecil yang sering diabaikan. Misalnya:
- Merasa gugup atau tegang setiap kali lihat notifikasi.
- Sering membandingkan diri tanpa sadar.
- Sulit tidur setelah scroll terlalu lama.
- Merasa sedih atau kosong tanpa alasan jelas.
- Susah fokus karena pikiran penuh hal negatif.
Kalau gejala-gejala ini mulai terasa sering, bisa jadi kamu sedang mengalami tekanan emosional yang nggak kecil. Dan di sinilah tes kesehatan mental online bisa membantu kamu mengenali situasinya lebih awal.
Tes Kesehatan Mental Online, Langkah Sederhana Tapi Penting
Banyak orang masih takut atau malu buat ngomongin kesehatan mental. Padahal, mengenali kondisi diri bukan tanda lemah — justru itu bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri. Apalagi sekarang, ada cara mudah untuk memeriksanya lewat tes kesehatan mental online.
Tes ini biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan ringan tentang emosi, pola pikir, dan kebiasaan sehari-hari. Tujuannya buat memetakan kondisi psikologis kamu: apakah dalam batas wajar, atau sudah mengarah ke stres dan kecemasan yang perlu diperhatikan.
Menariknya, banyak platform modern yang udah pakai sistem berbasis psikometri valid, jadi hasilnya nggak asal tebak. Kamu bisa tahu apakah tingkat kecemasanmu masih normal atau sudah mulai mengganggu aktivitas harian.
Dengan begitu, kamu bisa ambil langkah pencegahan sejak dini — misalnya mengurangi waktu bermain media sosial, belajar mindfulness, atau bahkan berkonsultasi ke profesional kalau dibutuhkan.
Cara Sederhana Mengurangi Dampak Media Sosial
Kamu nggak harus langsung menghapus semua akun untuk bisa merasa tenang. Ada beberapa langkah kecil yang bisa bantu menyeimbangkan hidup digitalmu, misalnya:
- Batasi waktu online. Gunakan fitur “Screen Time” atau “Digital Wellbeing” di ponsel untuk memantau durasi penggunaan aplikasi.
- Kurasi konten. Unfollow akun yang bikin kamu merasa buruk, dan ikuti akun yang memberikan energi positif atau edukatif.
- Fokus ke dunia nyata. Luangkan waktu ngobrol langsung dengan teman, jalan-jalan, atau melakukan hal yang kamu sukai.
- Jangan bandingkan progres. Setiap orang punya waktunya sendiri; media sosial cuma menampilkan “highlight”, bukan proses penuh perjuangan mereka.
Langkah-langkah kecil ini bisa bantu mengurangi tekanan dari dunia maya dan bikin kamu lebih sadar akan kondisi emosional sendiri.
Penutup: Saatnya Melek Mental di Era Digital
Hidup di era media sosial memang seru, tapi juga berisiko. Setiap “like” dan komentar bisa memengaruhi cara kita melihat diri sendiri tanpa sadar. Kalau kamu merasa mulai mudah cemas, lelah, atau kehilangan arah karena dunia maya, mungkin saatnya berhenti sejenak dan mengenali apa yang sedang kamu rasakan.
Melalui tes kesehatan mental online, kamu bisa mendeteksi dampak media sosial terhadap dirimu sebelum terlambat. Langkah sederhana ini bisa jadi awal untuk hidup lebih seimbang dan sadar diri di tengah derasnya informasi digital.
Kalau kamu ingin tahu lebih dalam tentang kondisi emosional dan psikologismu, kamu bisa mencoba berbagai tes yang disediakan oleh NSD (Nirmala Satya Development) — platform terpercaya yang menghadirkan beragam tes online seperti tes kesehatan mental, tes kepribadian, tes IQ, dan tes minat bakat. Semua dirancang buat bantu kamu memahami diri lebih baik dan menjaga kesehatan mental di dunia yang semakin cepat berubah ini.