Asesmen Psikologi

Asesmen psikologi mengukur perilaku individu melalui tes dan wawancara untuk memberikan wawasan tentang kondisi psikologis seseorang.

Asesmen psikologi adalah serangkaian alat yang digunakan untuk mengukur dan mengamati perilaku seseorang. Proses ini melibatkan berbagai aspek penting, seperti wawancara, tes resmi, serta pengumpulan data diri individu yang kemudian dievaluasi untuk menyimpulkan dan mengumpulkan informasi mengenai karakteristik dan kondisi orang tersebut.

Jenis Asesmen Psikologi

Ada beberapa jenis asesmen psikologi yang sering ditemui, terutama di tempat kerja atau sekolah. Salah satunya adalah aptitude test atau tes bakat, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan individu dalam suatu bidang tertentu. Selain itu, terdapat juga personality test atau tes kepribadian, yang dirancang untuk melihat kecenderungan perilaku seseorang serta karakteristik kepribadiannya.

1. Asesmen Pemfungsian Intelektual

Jenis asesmen ini dianggap sebagai salah satu tes yang paling spektakuler pada masanya, karena dianggap sebagai pemicu peningkatan kapasitas individu dalam bertindak, menetapkan tujuan, berpikir rasional, serta berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekitarnya.

2. Asesmen Kepribadian

Ini adalah jenis asesmen psikologi yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola perilaku, pikiran, dan penyesuaian diri seseorang dalam lingkungannya. Salah satu ciri khas dari laporan kepribadian ini adalah sifatnya yang dinamis sehingga dapat menggambarkan interaksi antara berbagai komponen dalam kepribadian seseorang. Hal ini memungkinkan terbentuknya pola perilaku yang unik dan khas bagi individu tersebut.

3. Asesmen Pemfungsian Neuropsikologis

Selanjutnya, asesmen ini melibatkan pengukuran tanda-tanda perilaku yang dapat mencerminkan kondisi kesehatan atau kekurangan dalam fungsi otak. Ada tiga aspek utama dalam asesmen neuropsikologis, yaitu pertama, fokus perhatian asesmen yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis yang diuji. 

Kedua, penggunaan alat tes neuropsikologi utama yang relevan untuk mengevaluasi fungsi otak. Ketiga, bukti riset yang mendukung fokus perhatian asesmen tersebut, termasuk bukti tentang reliabilitas dan validitas tes yang digunakan untuk menghasilkan asesmen neuropsikologis yang akurat.

4. Asesmen Perilaku

Jenis asesmen psikologi ini berfokus pada pengidentifikasian perilaku klien secara spesifik atau sistem lingkungan yang mungkin memerlukan perubahan. Asesmen perilaku ini juga merupakan pendekatan yang bersifat situasional, di mana variasi spesifik dalam kondisi lingkungan diperiksa secara teliti untuk menentukan peranannya dalam pemahaman klien dalam asesmen klinis tersebut.

5. Asesmen Objektif

Asesmen objektif ini merupakan bagian dari asesmen kepribadian yang saling terkait satu sama lain. Untuk asesmen ini dilakukan secara ilmiah dengan tujuan untuk menggambarkan karakteristik atau sifat setiap individu dalam suatu kelompok. Fungsinya adalah sebagai alat untuk memprediksi perilaku individu tersebut.

6. Asesmen Projektif

Selain itu, terdapat juga asesmen projektif, yang merupakan bagian dari asesmen kepribadian, seperti halnya asesmen objektif. Dalam asesmen ini, digunakan alat proyeksi yang memiliki sensitivitas khusus terhadap aspek perilaku yang tersembunyi dan tidak disadari. 

Pendekatan ini memungkinkan untuk menggali berbagai macam respon subjek yang sangat luas, multidimensional, dan dapat mengeksplorasi sumber respon yang kaya dengan tingkat kesadaran subjek yang minimal terkait pelaksanaan tes tersebut.

7. Asesmen Perencanaan

Asesmen psikologi ini dilakukan sebagai bagian dari prosedur pengambilan data dalam pemeriksaan psikologi klinis. Umumnya, asesmen ini melibatkan observasi, wawancara, dan tes (psikotes). Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang cukup luas dan mendalam agar perencanaan asesmen dapat berjalan secara efisien.

8. Asesmen Pengumpulan Data

Setelah melakukan asesmen perencanaan, tahap selanjutnya adalah asesmen pengumpulan data. Proses ini dapat dilakukan dengan metode yang sama, yaitu wawancara, observasi, dan tes. 

Wawancara dapat berlangsung di berbagai tempat dan waktu, memberikan fleksibilitas bagi pelaksanaannya. Sementara itu, observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung tindakan atau perilaku subjek. Tes, di sisi lain, dapat dilaksanakan dengan cara yang relatif mudah dan ekonomis.

9. Asesmen Pengolah Data

Jenis asesmen psikologi ini bertujuan untuk mengklasifikasi, mendeskripsikan, dan memprediksi data-data yang telah terkumpul. Proses ini membantu dalam memahami informasi yang ada dan membuat kesimpulan yang dapat digunakan untuk langkah selanjutnya dalam evaluasi atau perencanaan.

10. Asesmen Pembentukan Hipotesis

Asesmen ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian pada objek klinis. Data mentah yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan tes perlu diubah menjadi kesimpulan yang memiliki tingkatan abstraksi yang berbeda, bisa bersifat abstrak atau lebih konkret. Selain itu, orientasi teoritiknya harus saling berkaitan dengan tujuan asesmen tersebut. 

Dengan demikian, seluruh jenis asesmen psikologi ini dirancang untuk memperoleh data yang lebih relevan. Data tersebut nantinya akan sangat berguna untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Jadi, asesmen psikologi memberikan wawasan yang berharga tentang individu, membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Setiap jenis asesmen memiliki tujuan yang spesifik, yang mendukung pemahaman lebih dalam tentang karakteristik dan kondisi psikologis seseorang.