
Merasa kosong di tengah kesibukan bisa jadi sinyal awal masalah emosional. Coba tes kesehatan mental untuk memahami kondisi dirimu dan mulai langkah kecil menuju pemulihan.
Kamu pernah nggak sih, lagi kerja seharian, tugas numpuk, meeting sana-sini, scroll to-do list yang makin panjang… tapi entah kenapa, rasanya kosong aja. Nggak sedih, tapi juga nggak senang. Kayak semua yang kamu lakukan cuma rutinitas otomatis tanpa makna. Capek sih iya, tapi lebih ke capek dalam diam. Dan lucunya, nggak ada alasan jelas kenapa kamu ngerasa gitu.
Kalau iya, kamu nggak sendirian.
Banyak orang mengalami perasaan yang mirip, tapi nggak sadar kalau itu bisa jadi tanda awal dari isu kesehatan mental. Di dunia yang makin sibuk, ternyata kesibukan bukan jaminan kalau kita benar-benar "baik-baik aja".
Ketika Otak Sibuk, Tapi Hati Nggak Terlibat
Kadang kita ngira, asal kita produktif dan bisa menyelesaikan banyak hal dalam sehari, berarti kita sedang baik. Padahal, bisa aja kita cuma lagi menjalani hidup kayak mesin. Bekerja, makan, tidur, ulang lagi. Nggak ada momen buat berhenti dan bertanya, “Apa kabar hati gue hari ini?”
Perasaan hampa yang muncul terus-menerus, meskipun kamu terlihat aktif dan sibuk, sering jadi tanda bahwa ada bagian dari dirimu yang sedang butuh perhatian. Bisa jadi kamu menumpuk terlalu banyak beban emosional yang nggak sempat kamu urai. Atau kamu terlalu fokus menyenangkan orang lain, sampai lupa dengar suara diri sendiri.
Dan parahnya, kita sering anggap itu hal biasa. Padahal, nggak semua rasa “kosong” itu normal.
Overworking Nggak Sama Dengan Bahagia
Kita tumbuh dalam budaya yang memuja kesibukan. Kalau kamu terlihat sibuk, berarti kamu hebat. Kalau jadwalmu padat, kamu dianggap sukses. Tapi sayangnya, glorifikasi kayak gitu sering bikin orang lupa bahwa kesehatan mental itu bukan soal ada atau nggaknya kegiatan—tapi soal gimana perasaanmu saat menjalaninya.
Banyak orang terlihat “on track” dari luar, padahal dalam hatinya lagi ragu-ragu dan kesepian. Kerja bisa jadi pelarian, aktivitas bisa jadi pengalihan. Dan ketika akhirnya ada waktu senggang, malah muncul kecemasan atau rasa nggak nyaman yang selama ini ditekan.
Di titik ini, kamu mungkin perlu berhenti sejenak dan ngaca ke dalam diri. Salah satu cara simpel buat mulai ngecek kondisi emosimu adalah lewat tes kesehatan mental.
Sibuk Boleh, Tapi Jangan Lupa Merasa
Salah satu jebakan terbesar dalam hidup modern adalah kita terbiasa mengutamakan efisiensi. Bahkan urusan perasaan pun kita pengen serba cepat: “Gue capek, yaudah liburan bentar.” Tapi nggak semua yang kita rasakan bisa selesai dengan self-reward instan. Kadang, butuh proses lebih dalam untuk benar-benar memahami kenapa kita ngerasa kosong di tengah segala hal yang seharusnya “membahagiakan”.
Dan di sinilah pentingnya peka terhadap sinyal-sinyal emosional.
Kalau kamu udah mulai ngerasa kayak robot, mungkin kamu butuh waktu buat kembali mengenal sisi manusiawimu: rasa, keinginan, bahkan kekhawatiran. Nggak ada salahnya istirahat sejenak, bukan cuma fisik, tapi juga mental.
Jangan Remehkan Rasa Kosong
Seringkali orang ngeremehin rasa hampa karena dikira cuma efek capek biasa. Tapi kalau itu terus berulang, jangan anggap sepele. Bisa aja itu awal dari sesuatu yang lebih besar. Banyak orang baru sadar burnout setelah tubuhnya ngasih sinyal keras—sakit, kecemasan berlebihan, bahkan sulit bangun dari tempat tidur.
Mencegah selalu lebih baik daripada menunggu jatuh. Kalau kamu udah ngerasa kayak ada yang kosong walau semua tampak baik-baik aja, itu udah cukup alasan buat ngecek kondisi mentalmu sekarang juga.
Menutup Hari dengan Jujur pada Diri Sendiri
Mungkin kamu nggak bisa langsung tahu jawabannya sekarang juga. Tapi dengan mulai jujur sama perasaanmu hari ini, kamu udah selangkah lebih dekat untuk nggak terus-terusan merasa kosong.
Dan siapa tahu, dari tes kecil yang kamu kerjakan hari ini, kamu akhirnya bisa pelan-pelan memahami bahwa rasa hampa itu nggak harus jadi teman tetap dalam hidupmu.
Kalau kamu ngerasa artikel ini relate, atau kamu punya teman yang lagi ngerasain hal serupa, nggak ada salahnya buat bagiin dan ajak mereka coba cek kondisi mentalnya juga. Bukan karena “nggak waras”, tapi karena semua orang pantas merasa utuh.
Kalau kamu belum tahu harus mulai dari mana, NSD bisa bantu kamu mulai dari hal paling dasar: memahami diri sendiri. Tesnya ringan, aksesnya cepat, tapi bisa jadi titik balik penting.