Asesmen Psikologi

Assessment psikologi merupakan proses identifikasi lengkap meliputi psikotes, observasi dan wawancara. Tujuanya untuk memotret potensi seseorang secara utuh.

Asesmen psikologi merupakan salah satu istilah dalam bidang psikologi yang sudah kerap kita dengar. Secara singkat, assessment psikologi memiliki makna rangkaian proses untuk melakukan evaluasi terhadap individu.

Pengertian Asesmen Psikologi

Asesmen memiliki makna menilai atau menaksir. Lebih luas, asesmen merupakan suatu prosedur yang bertujuan melakukan seleksi terhadap individu yang memenuhi persyaratan dalam melaksanakan sebuah tugas dan dilakukan oleh sekumpulan psikolog dan psikiater.

Assessment psikologi adalah serangkaian proses lengkap yang meliputi psikotes, observasi dan wawancara yang bertujuan untuk memotret potensi seseorang secara utuh.

Assessment psikologi berbeda dengan tes psikologi. Sebab, assessment psikologi bersifat lebih menyeluruh, sedangkan tes psikologi merupakan salah satu metode dalam asesmen psikologi. Dengan kata lain tes psikologi merupakan bagian dari assessment psikologi.

Tahapan Assessment Psikologi

Asesmen psikologi meliputi empat tahapan pokok berikut ini.

Perencanaan (Planning)

Pada tahap pertama ini asesor menentukan tujuan pelaksanaan asesmen serta aspek apa saja yang akan diketahui dari subjeknya.

Pengumpulan Data (Collecting)

Pada tahap ini asesor menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode yang dilakukan dengan sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap subjek. Tujuannya adalah untuk mengetahui data subjek yang tidak diperoleh dengan metode lain. Contoh penggunaan metode ini dalam beberapa bidang adalah sebagai berikut.

  • Bidang Industri & Organisasi, contohnya mengamati kehadiran karyawan apakah tepat waktu atau terlambat, mengamati perilaku karyawan dalam ketepatan menyelesaikan pekerjaan.
  • Bidang Pendidikan, contohnya mengamati perilaku siswa yang sering meninggalkan pelajaran matematika.
  • Bidang sosial, misal mengamati perilaku berkendara para pengemudi di jalanan.

 2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi tertentu. Dalam asesmen psikologi, wawancara merupakan metode yang memiliki sumber luas. Beberapa kelebihan metode wawancara yaitu:

  • Tidak membutuhkan peralatan ataupun perlengkapan khusus.
  • Fleksibilitas tempat.
  • Termasuk hal yang biasa dalam kehidupan sosial sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal maupun nonverbal individu secara bersamaan.
  • Pewawancara dapat melakukan pendalaman terhadap topik pembicaraan.

Namun, wawancara juga memiliki kelemahan yaitu adanya distorsi dari karakteristik dan pertanyaan pewawancara, karakteristik narasumber dan suasana saat wawancara berlangsung.

3. Analisa Dokumen

Asesor dalam asesmen psikologi dapat mengidentifikasi dokumen yang meliputi ijazah sekolah, buku harian, surat, album foto, arsip pekerjaan, catatan medis, tabungan, catatan kepolisian, penghargaan, dsb. Analisa dokumen ini mempunyai kelebihan, yaitu lebih minim distorsi memori, jenis respon, motivasi , atau faktor situasi.

Contoh, ingin memperoleh informasi terkait hasil belajar subjek dengan melihat nilai rapor. Hal ini akan terhindar dari kebohongan subjek yang mungkin terjadi jika mengumpulkan data melalui wawancara.

4. Tes Psikologi

Metode tes dapat membantu memperoleh gambaran diri subjek. Kelebihan dari tes adalah bentuknya yang sudah standar, sehingga dapat meminimalisir bias yang mungkin muncul selama berlangsungnya proses pemeriksaan.

Respon dari subjek kemudian diubah menjadi bentuk skor kemudian asesor melakukan analisis kuantitatif. Dari skor tersebut, asesor kemudian menginterpretasi sesuai dengan norma yang ada.

Mengolah Data (Processing)

Tahap ini adalah tahap di mana asesor mengintegrasikan data-data yang telah mereka dapat dalam proses asesmen. Asesor memberikan skor, mengolah, dan menginterpretasikan data sehingga mendapatkan gambaran diri subjek. 

Komunikasi Data Asesmen

Tahap terakhir dalam asesmen psikologi ini merupakan tahap di mana assesor menyusun hasil interpretasinya dalam bentuk laporan. Dalam menyusun laporan, asesor perlu memperhatikan pihak yang akan menerima dan membaca laporan tersebut apakah orang tua, kepala sekolah, siswa, manajer HRD, karyawan, atau yang lainnya.

Sebuah laporan asesmen yang baik harus memenuhi tiga persyaratan berikut.

1. Jelas

Laporan asesmen harus jelas. Sebab, tanpa kriteria ini, relevansi dan kegunaan 

laporan tidak dapat dievaluasi. Laporan asesmen psikologi yang tidak jelas merupakan suatu masalah karena kesalahan interpretasi dapat menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan.

2. Relevan dengan tujuan

Laporan asesmen harus sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan pada awal asesmen. Jika tujuan awalnya adalah untuk mengklasifikasikan perilaku, maka dalam laporan juga harus menekankan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut.

4. Berguna

Penyusunan laporan asesmen bertujuan untuk dapat memberikan informasi tambahan yang penting tentang subjek.

Asesmen psikologi memiliki empat tahapan dalam pelaksanaannya. Keempat tahapan ini merupakan satu kesatuan dan pelaksanaannya harus berurutan.