
Tes mental health dapat memberikan penilaian terhadap kondisi kesehatan mental peserta melalui jawaban soal yang diberikan.
Tes mental health merupakan tes yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan mental peserta. Melalui tes ini, peserta dapat mengetahui apakah memiliki gangguan kesehatan mental atau tidak.
Jika terdeteksi mengalami gangguan mental, bisa langsung melakukan pengobatan ke dokter, psikiater, atau psikolog. Adapun beberapa gangguan kesehatan mental yang bisa terdeteksi yakni, kecemasan, stres, bipolar, gangguan tidur, OCD, ADHD, hingga gangguan adaptif.
Pertanyaan Tes Mental Health untuk Mengevaluasi Kondisi Peserta
Tes mental health diselenggarakan secara online dengan menggunakan sistem canggih dan mutakhir. Peserta bisa mengikuti tes kapan saja dan dimanapun.
Peserta tes memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri jadwal pelaksanaannya. Selain itu, bisa menggunakan berbagai macam perangkat sesuai yang dimiliki di rumah.
Peserta yang mengikuti tes akan diberikan soal untuk diselesaikan. Jumlah soalnya cukup bervariasi sesuai dengan layanan yang dipilih.
Untuk soal terpendek, terdiri dari 21 item pertanyaan. Sedangkan soal terpanjang memiliki 600 item.
Setiap peserta membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk menyelesaikan soalnya. Peserta yang memiliki gangguan kesehatan mental, biasanya lebih lama dari waktu rata-rata.
Setelah tes mental health berakhir, psikolog berlisensi akan mereview hasilnya. Dari hasil tes tersebut, psikolog dapat mengetahui kondisi psikologis peserta. Berikut ini beberapa penilaiannya.
1. Suasana Hati
Tes kesehatan mental bisa menggambarkan suasana hati seseorang. Entah itu sedang senang, bersedih, merasa cemas, atau dipenuhi rasa bersalah dan takut.Biasanya, peserta tes akan memberikan jawaban soal sesuai dengan perasaannya.
Suasana hati adalah penilaian secara non verbal. Sederhananya, bisa menggunakan istilah sehari-hari seperti gelisah, gembira, tumpul, senang, cemas, sedih, hingga euphoria.
2. Pikiran
Hasil tes bisa menjelaskan pikiran peserta. Apa yang sedang dipikirkan? Topik apa yang menjadi fokusnya saat ini?
Peserta tes dengan gangguan psikolog yang ringan, isi pikirannya seperti delusi. Ada sebuah keyakinan salah yang masih dipegang teguh hingga saat ini.
Sementara peserta tes dengan gangguan kesehatan mental yang parah, isi pikirannya bisa menyimpang sangat jauh. Tak sedikit yang berpikir untuk melakukan pembunuhan, mengakhiri nyawa atau bunuh diri, dan pikiran memprihatinkan lainnya.
3. Wawasan
Hasil tes mental health bisa menjadi tolak ukur bagi peserta untuk mengetahui seberapa besar potensinya. Artinya, melalui tes kesehatan mental, para peserta bisa memahami diri sendiri hingga sejauh mana.
Peserta yang tidak memiliki gangguan psikologis, cenderung berwawasan baik atau lebih dari cukup. Begitu sebaliknya, peserta dengan gangguan psikolog, memiliki wawasan yang sangat terbatas atau bahkan kurang.
4. Pengambilan Keputusan
Peserta tes dengan riwayat gangguan kesehatan mental, akan kesulitan saat mengambil keputusan. Beberapa peserta merasa bersalah dan takut ketika mengambil keputusan.
Ada rasa kekhawatiran yang besar. Seringkali muncul pertanyaan, bagaimana jika keputusan yang diambil salah? Seperti apa dampak yang terjadi? Seberapa besar kerugian yang akan dialami?
Disisi lain, ada sebagian peserta tes yang tidak bisa mengambil keputusan sama sekali. Kondisi semacam ini sangat mungkin terjadi, karena peserta tes tidak tahu situasi apa yang saat ini tengah dihadapi.
5. Memori
Melalui tes mental health, dapat menilai memori atau daya ingat peserta terhadap sesuatu. Ingatan dibagi menjadi tiga jenis, yakni ingatan langsung, ingatan saat ini, dan ingatan jangka panjang.
Ada peserta yang senang melakukan atau mengulang sesuatu. Namun, beberapa peserta tidak ingin melakukan tindakan tertentu karena trauma. Ada kecenderungan untuk melupakannya dan tidak mau memiliki ikatan lagi dengan hal tersebut.
Peserta tes dengan gejala gangguan kesehatan mental, memiliki proses berpikir yang tidak teratur. Pikiran dan ingatan bergantung pada keadaan tertentu.
Tes kesehatan mental memberikan hasil yang akurat. Dari penilaian kondisi psikologis semacam ini, peserta tes bisa mendapatkan penanganan yang berkelanjutan sampai benar-benar.
Mengikuti tes mental health harus jujur kepada diri sendiri. Jangan merasa paling baik, sempurna, atau merendahkan peserta lain. Menjawab soal dengan cara dilebih-lebihkan, hasil tesnya tidak akurat. Karena ada kesalahan, peserta tes harus melakukan registrasi ulang.
Mengikuti tes mental health butuh persiapan. Gunakan perangkat yang dapat berfungsi dengan baik, jaringan internet, sesuaikan jadwal kegiatan, hingga kondisi kesehatan.