
Tes kesehatan mental membantu mendeteksi gangguan psikotik melalui wawancara, pemeriksaan fisik, tes darah, pencitraan otak, dan psikotes.
Tes kesehatan mental merupakan hal yang penting untuk menjaga kehidupan yang sehat dan tenteram. Berbeda dengan penyakit fisik yang umumnya dapat pulih dalam waktu relatif singkat, gangguan mental memerlukan perhatian khusus. Kondisi mental yang terganggu tidak sama dengan masalah kesehatan fisik.
Sebagai contoh, seseorang dengan penyakit fisik cenderung merasa bahagia saat kondisinya membaik atau mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi penderita gangguan mental, karena mereka mengalami berbagai perubahan yang kompleks.
Beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada penderita gangguan mental mencakup perubahan pola makan serta hilangnya minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai. Oleh karena itu, penderita gangguan mental memerlukan pengawasan dan perawatan yang tepat.
Tanpa penanganan yang memadai, penderita gangguan mental berisiko melakukan tindakan berbahaya, seperti melukai diri sendiri atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri. Dalam kasus yang sudah sangat parah, pasien biasanya perlu menjalani isolasi mandiri sebagai langkah pencegahan demi keselamatan dirinya dan orang lain.
Tes Kesehatan Mental Membantu Mendeteksi Psikotik
Tes mental berperan penting dalam membantu mendeteksi berbagai penyakit mental, salah satunya adalah gangguan psikotik. Gangguan psikotik merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian serta perawatan intensif.
Psikotik atau psychotic disorder adalah istilah umum yang mencakup berbagai kondisi kesehatan mental yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami realitas. Dalam dunia medis, psikosis adalah gangguan yang ditandai dengan kesulitan membedakan kenyataan dan ilusi.
Gejala umum yang sering muncul meliputi kebingungan, halusinasi, dan delusi. Meski terkesan menakutkan, gangguan psikotik sebenarnya termasuk kasus yang jarang terjadi. Diperkirakan hanya sekitar 3 dari setiap 100 orang mengalami psikosis sepanjang hidup mereka. Perlu dicatat bahwa tidak semua gangguan kesehatan mental melibatkan gejala psikosis.
Gejala psikosis dapat bervariasi pada setiap individu. Selain itu, istilah "psikotik" sering digunakan oleh para profesional kesehatan mental, meskipun penggunaan istilah ini terkadang menimbulkan stigma negatif di masyarakat.
Tahapan dalam mendeteksi gangguan psikotik melalui tes kesehatan mental:
Wawancara
Tahap pertama dalam tes kesehatan psikotik adalah wawancara klinis. Pada tahap ini, dokter dan pasien akan bertemu langsung di ruangan yang sama untuk melakukan percakapan mendalam. Dokter akan mengajukan berbagai pertanyaan guna menggali informasi penting terkait kesehatan pasien.
Pertanyaan yang diajukan tidak hanya mencakup riwayat kesehatan pasien, tetapi juga riwayat penyakit keluarga serta keluhan yang sedang dirasakan. Melalui proses wawancara ini, dokter dapat memperoleh gambaran awal mengenai kondisi mental pasien.
Selain itu, interaksi langsung ini memungkinkan dokter untuk mengamati ekspresi, nada bicara, serta respons pasien yang dapat menjadi indikator tambahan dalam menilai kondisi psikotik. Dengan jawaban yang diberikan secara langsung, dokter dapat mengumpulkan informasi yang akurat sebagai dasar untuk tahap pemeriksaan selanjutnya.
Pemeriksaan Fisik
Tahap kedua dalam tes kesehatan mental psikotik adalah pemeriksaan fisik. Pada tahap ini, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi fisik pasien.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien berada dalam kondisi fisik yang sehat sehingga hasil tes mental yang dilakukan nantinya dapat lebih akurat. Setelah pemeriksaan fisik selesai, dokter akan melanjutkan ke tahap tes berikutnya sesuai hasil yang didapatkan.
Tes Darah
Tahap berikutnya adalah tes darah, yang dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan umum bagi pasien dengan gangguan psikotik. Tes darah ini memiliki peran penting untuk membantu dokter dalam menentukan jenis obat yang tepat bagi pasien.
Selain itu, hasil tes darah juga dapat mengidentifikasi kemungkinan alergi terhadap obat tertentu. Karena respons tubuh terhadap obat berbeda-beda pada setiap individu, tes ini menjadi langkah penting untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Tes Pencitraan Otak dan Psikotes
Setelah melewati tahapan wawancara, pemeriksaan fisik, dan tes darah, pasien akan menjalani tes pencitraan otak atau psikotes. Tes psikotes ini bertujuan untuk menilai kondisi mental secara lebih mendalam melalui serangkaian tes psikologi.
Beberapa tes psikotes yang umum digunakan antara lain:
- MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory): Mengukur berbagai aspek kepribadian dan gangguan psikologis.
- PHQ-9 (Patient Health Questionnaire-9): Digunakan untuk menilai tingkat depresi.
- BDI (Beck Depression Inventory): Mengukur tingkat depresi secara lebih rinci.
- STEPI (Schizophrenia Test and Early Psychosis Indicator): Membantu mendeteksi kemungkinan gejala skizofrenia.
- Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale (Y-BOCS): Mengukur tingkat keparahan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Setiap tes memiliki fungsi dan fokus yang berbeda, serta dilaksanakan dalam batas waktu tertentu yang harus dipatuhi pasien.
Psikotes Online dengan NS Development
Selain melalui pemeriksaan langsung, tes kesehatan mental juga dapat dilakukan secara online melalui situs NS Development. Situs ini dikenal sebagai platform tes psikotes yang banyak digunakan oleh berbagai instansi, baik perusahaan maupun institusi pendidikan.
Melalui NS Development, pengguna dapat dengan mudah melakukan tes psikotes secara daring. Prosesnya cukup sederhana:
- Kunjungi situs resmi NS Development.
- Log in dengan akun yang telah dibuat.
- Penuhi syarat yang diminta sesuai ketentuan.
- Lakukan tes psikotes secara otomatis melalui platform tersebut.
NS Development telah menjadi pilihan utama banyak institusi. Ini tak lain ialah karena kepraktisan dan kemudahan yang ditawarkannya dalam melakukan berbagai jenis tes kesehatan mental secara daring.